ABSTRAK BELUM DI REVISI

ABSTRAK

Kegiatan budidaya ikan bawal air tawar Colossoma macropomum di Indonesia belum banyak dilakukan, Padahal ikan bawal air tawar memiliki beberapa kelebihan diantaranya pertumbuhannya yang cepat, dapat dijadikan ikan hias maupun ikan konsumsi sesuai dengan ukurannya, kelangsungan hidup yang tinggi, cara pemeliharaan yang tidak rumit, dapat dipelihara dengan kepadatan tinggi dan juga merupakan produk ekspor yang penting (Arie, 2005). Dewasa ini banyak tambak – tambak yang tidak digunakan akibat dan tingginya biaya produksi untuk komoditas ikan air tawar maupun ikan air payau. Menyikapi permasalahan di atas, tambak – tambak tersebut dapat diberdayakan dengan cara memanfaatkannya untuk usaha budidaya ikan bawal air tawar dengan biaya produksi yang lebih rendah. Selain itu tambak – tambak di daerah Juwana kabupaten Pati yang semula digunakan sebagai wadah budidaya ikan bandeng dan ikan lainnya yang hidup di air payau, kini tidak berfungsi kembali dikarenakan semakin tingginya harga benih ikan bandeng dan ikan lainnya yang hidup pada air payau. salah satu cara untuk menanggulangi masalah tersebut adalah perlunya mencoba terobosan baru yaitu memelihara ikan bawal pada air yang bersalinitas.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan sampai sejauh mana penggunaan air bersalinitas dapat memberikan pengaruh terbaik terhadap sintasan dan pertumbuhan benih ikan bawal air tawar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan bawal air tawar yang dipelihara pada salinitas yang berbeda yaitu 0 ppt, 2 ppt, 4 ppt, 6 ppt, dan 8 ppt.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 09 Maret 2012 sampai dengan 06 Maret 2012 selama 30 hari bertempat di Laboratorium Perikanan Departemen Budidaya Perikanan Vedca PPPPTK Pertanian Cianjur. Penelitian menggunakan Rancangan Acak lengkap dengan lima perlakuan dan masing – masing perlakuan terdiri atas tiga ulangan. Perlakuan yang dilakukan adalah salinitas 0 ppt, 2 ppt, 4 ppt, 6 ppt, 8 ppt. salinitas yang digunakan didasarkan pada penelitian sebelumnya oleh Damayanti (2003) pada jenis ikan yang berbeda yaitu benih ikan gurame dengan salinitas yang optimum 8 ppt untuk sintasan dan pertumbuhan.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan 6 ppt memberikan tingkat kelangsungan hidup yang baik yaitu mencapai 100 %,kemudian disusul perlakuan 0 ppt = 95,8 %, 4 ppt = 88,3 %, 2 ppt = 86,6 %, dan 8 ppt = 73,3 %. Untuk laju pertumbuhan menunjukan perlakuan 6 ppt mencapai 3,53 %, kemudian disusul perlakuan 4 ppt = 3,52 %, 0 ppt = 3,34 %, 2 ppt = 3,16 %, dan 8 ppt = 3,02.sedangkan panjang mutlak menunjukan perlakuan 4 ppt teringgi dengan panjang benih mencapai 2,2 cm, kemudian disusul pada perlakuan 6 ppt = 2,03 cm, 0 ppt = 1,93 cm, 2 ppt = 1,8 cm, dan 8 ppt = 1,43 cm. Panjang mutlak pada penelitian ini menunjukan tidak seiringan dengan laju pertumbuhan harian disebabkan dari berbagai factor, diantaranya yaitu kualitas air. Dari hasil pengamatan menunjukan kematian benih ikan bawal disebabkan karena sifat fisika kimia air yang kurang baik. Untuk nilai ammonia mencapai 0,00 – 1,93 mg/l, Nitrit mencapai nilai 0,00 – 0,10 mg/l, dan nilai DO mencapai 03,33 – 07,80 mg/l. artinya penyebab kematian benih ikan bawal air tawar disebabkan tingginya nilai Amonia dan Nitrit sehingga mengakibatkan kandungan oksigen menjadi berkurang yang dapat menyebabkan system pernafasan benih ikan bawal semakin menurun hingga menggangu pertumbuhan dan daya hidup benih ikan bawal air tawar.

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada pemeliharaan benih ikan bawal air tawar pada salinitas air tidak boleh lebih dari 6 ppt dan selalu menjaga kualitas air supaya tidak menurun.

Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar